CORNERING
Pengertian
Cornering
Cornering adalah suatu teknik memacu motor di tikungan dengan
memiringkan motor dan menurunkan satu kaki (merebahkan motor), Menikung Secara
sederhana (cornering/turning) dapat didefinisikan sebagai “membelokkan
kendaraan ke arah yang dituju”. Bisa kiri atau kanan. Bisa akibat tikungan atau
sekedar menghindari kendaraan atau benda tertentu di jalan. Namun demikian,
dalam dunia otomotif ada perbedaan antara gaya menikung pada mobil dan motor.
Sumber
Gambar : (https://sarikurnia980.files.wordpress.com/2014/02/61071_467576580035483_1565688887_n.jpg)
menikung adalah sebuah
aspek dasar dari riding skill yang memang seharusnya dikuasi oleh setiap
pengendara roda dua. Jadi bukan soal gaya gayaan atau action semata. Didalamnya
termasuk ada braking skill, body position, focus and concentration, dsb, oleh
karna itu jangan hanya sekedar menikung tetapi harus memahami terlebih dahulu
agar tidak celaka.
Persiapan/Prepare Cornering
Untuk melakukan cornering yang aman jangan lupa
menggunakan peralatan keamanan, jangan sampai cornering atau touring cuma pake
kolor dan sendal, mari kita bahas apa saja yang kita perlukan saat cornering.
1.
Helm
Pakailah Helm yang
layak dan telah teruji ketahan nya, helm full face jauh lebih baik daripada
half face dari segi keamanan. Gunakanlah helm yang nyaman dan tidak menyiksa
kepala anda, pastikan lubang ventilasi cukup sehingga anda tidak merasa panas
pada saat menggunakanya. Untuk kriteria helm layak mungkin semua orang juga
sudah tau, yang berstandrad DOT, SNI, Snell, Dsb.
(Contoh Helm FullFace
dan berstandar internasional, dan sering dipakai untuk ajang balap.)
2.
Gloves
Buat yang satu ini
nampaknya memang ada beberapa orang yg kurang suka menggunakannya untuk dipakai
harian, tapi sebaiknya mulailah belajar untuk menggunakannya setiap hari dalam
kondisi apapun pada saat berkendara, sarung tangan ini kan tidak terlalu mahal
dan mudah mendapatkannya, cobalah mencari bahan kulit dan jgn bahan kain untuk
proteksi yang lebih baik.
(Contoh Gloves yang
dipakai untuk keperluan balap, karna melindungi hingga pergelangan tangan)
3.
Shoes
Riding Shoes jauh lebih
baik daripada sepatu harian biasa, tetapi dengan menggunakan sepatu sehari hari
pun masih jauh lebih baik dibanding menggunakan sandal.
(Contoh sepatu balap
yang melindungi kaki kita dan mempermudah dalam shift gear serta tidak
menggunakan tali yang membuat risih serta tersangkut pada step motor, dan
banyak pula ukuran dari yang sedang hingga tinggi sampai menutupi lutut kaki.)
4.
Jacket
Buat jaket ini sekarang
udah banyak riding jacket yang cukup murmer kok, mulailah memakai jacket setiap
riding guys, selain melindungi dari sengatan matahari, jaket juga bertugas
untuk melindungi badan anda apabila terjadi kecelakaan.
(jaket sangat berperan
penting apabila bikers jatuh dari kendaraan, berfungsi meminimalkan gesekan
pada aspal jalan.)
5.
Pants
Riding Pants memang
harganya masih termasuk mahal. Gunakanlah celana yang sekiranya dapat
melindungi bagian bawah tubuh anda dengan baik. Usahakanlah hindari pemakaian
celana pendek pada saat riding guys.
(Celana jeans adalah
pilihan tepat, karna setiap orang pasti punya celana tersebut dan usahakan yang
panjang.)
6.
Knee or elbow Protector
Pelindung lutut dan
sikut ini sekarang harganya sudah cukup terjangkau kok. Yakinkan untuk
menggunakanya guys apabila merasa perlu.
(dekker sangat perlu
karna berfungsi untuk menahan gesekan antara lutut dengan aspal pada saat knee
down.)
Checking Kendaraan Sebelum
Cornering
·
Cek Tekanan BAN
Pastikan jangan terlalu
keras and jangan terlalu empuk, untuk depan bisa 26-28 psi, belakang bisa 28-32
Psi, karna efek dari tekanan ban yang tidak sesuai, membuat handling ban tidak
sempurna dan menyebabkan hilangnya kestabilan pada saat merebah.
·
Cek Isi Tangki/Bahan Bakar
Hal utama yaitu bahan
bakar, selalu cek bahan bakar agar tidak repot mundar-mandir pom bensin
·
Cek Rem
Berfungsi dengan baik
atau tidak, kalo ragu sebaiknya urungkan niat cornering, karna rem sangat
berperan penting dan bersifat krusial pada saat cornering.
·
Cek Lampu Depan
Nyalah atau tidak,
karna lampu depan sebagai alat penerangan agar terhindar dari lubang-lubang
jalan, jalan basah, yang mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan, terutama
pada malam hari, karna cornering yang biasa saya lakukan pada malam hari.
·
Cek NYALI
Sudah siap apa belum ? kalau
belum, mending duduk manis sambil ngopi dan nonton aksi-aksi cornering bikers
lainnya, dan bisa memperhatikan gaya/teknik yang mereka gunakan, biasanya si
habis ngopi liat bikers lain pada turun lama-lama kita panas sendiri dan pasti
kita turun juga.
Jika semua persiapan sudah
terlaksanakan jangan lupa untuk berdoa menurut keyakinan masing-masing agar
kita terhindar dari kejadian-kejadian yang kita tidak inginkan, so... jaga
emosi dan tetap SAFETY RIDING.
Teknik Cornering
KONSEP BODY POSITION IN CORNERING
Sesuai masukan dari teman-teman Bikers lainnya posisi
badan di tikungan jika memang ingin sukses melahap tikungan hal yang harus kita
lakukan adalah sering-sering belajar dari sumber-sumber atau para ahli dalam
balap sirkuit, lalu kita harus mencoba serta berevaluasi pada diri kita akan
hasil yang kita peroleh selama melibas tiap-tiap tikungan.
Setiap rider bisa saja mengadaptasi gaya menikung sesuai
postur tubuh ataupun seleranya masing-masing. Misalnya seperti yang ditunjukan
oleh gambar populer yang banyak ditemukan diberbagai forum cornering lovers,
sebagai berikut:
Foto
ilustrasi diatas menjelaskan tentang berbagai type Body position yang bisa
diterapkan saat cornering. Semuanya bagus dan tak ada yang salah. Hanya saja
setiap posisi memiliki karakteristik masing-masing terkait Perbedaan derajat
kemiringan rider VS derajat kemiringan motor (lean angle) yang mempengaruhi
center of gravity atau titik pusat keseimbangan di tikungan.
Singkatnya begini, saat kita mencoba
merebah/menikung (anggap aja kekiri), ada dua gaya/kekuatan yang saling tarik
menarik dan menciptakan titik keseimbangan motor sehingga motor bisa tetap
berdiri. Yg pertama adalah gaya gravitasi yang menarik motor kebawah (kearah
dalam tikungan). Yang kedua adalah gaya sentrifugal atau inertia yang menarik
motor ke arah berlawanan (ke kanan/luar tikungan). Bayangkan saat kita jadi
penumpang bis ugal-ugalan yang belok tajem ke kiri, badan kita justru seakan
tertarik berlawanan dg arah tikungan kan? Nah itulah efek inertia atau centrifugal
force.
Gaya sentrifugal semakin besar
seiring kecepatan. Makanya semakin kenceng motor, semakin berat/susah
direbahinnya. Semakin pelan motor semakin gampang dimiringin. Nah kalo pelan
banget? ya gubrak jatoh ke tanah….karena gaya sentrifugalnya kurang, kalah sama
gaya gravitasi, hehe. Makanya untuk bisa kneedown diperlukan speed yang cukup
di tikungan, supaya gaya sentrifugal nya cukup unutuk menjaga motor bertahan
gak ambruk di tikungan walau ‘ditarik’ bobot badan dan gravitasi.
Dari
gambar body positioning diatas, ada prinsip penting yang bisa kita simpulkan
yaitu:
1.
Rider dan Motor merupakan satu kesatuan yang memiliki satu titik tengah
keseimbangan (center of gravity). Saat menikung, posisi badan pengendara akan
mempengaruhi titik keseimbangan keseluruhan
2.
Posisi badan yang tegak/menjauh dari tikungan (contoh gbr no 2) secara otomatis
akan memaksa motor menjadi lebih miring untuk mempertahankan titik tengah
keseimbangan (center of gravity). Sebaliknya, posisi badan yang lebih
turun/menggantung ke arah dalam tikungan (no 3) akan membuat motor lebih tegak
untuk menyeimbangkan center of gravity. Bisa terlihat jelas dari perbandingan
kemiringan motor pada gaya menikung NO 2 vs NO 3.
3.
Posisi badan hanging off (badan lebih rendah/condong ketikungan) dianggap lebih
aman dan menguntungkan karena membuat motor tidak terlalu miring. Motor yang
lebih tegak membuat permukaan/tapak ban yang menempel dengan aspal masih
banyak. Sehingga mengurangi resiko hilang grip/low side. Dalam situasi race,
ini menguntungkan karena motor bisa digas/berakselerasi lebih awal saat mau
keluar tikungan.
Ilustrasi
lain yang lebih sederhana juga ditunjukan oleh foto berikut ini:
Keterangan
Gambar.
Style 1. : Disebut
counter weight. Saat menikung, posisi rider justru menjauh dari tikungan. Badan
duduk tegak, Motor yang didorong miring. Tangan dalam (tangan kiri) cenderung
lurus dan kaku. Style ini kurang cocok untuk dipakai melibas tikungan dengan
kecepatan tinggi. Beresiko tinggi ban tergelincir karena motor harus sangat
miring bila ingin menambah kecepatan di tikungan.
Style 2 : Kebalikan
dari gaya pertama. Disini pengendara memasuki tikungan dimulai dengan dagu dan
bahu yang dicondongkan ke arah dalam tikungan. My Neutral StylePantat digeser
sedikit saja keluar jok, dan mengalihkan sebagian bobot tubuh ke footstep dalam
(kiri) sehingga siku tangan bisa lebih rileks. Gaya seperti ini cocok untuk
dipergunakan sehari-hari saat menikung dijalanan biasa. Digambar ini disebut
Upper Body Shift karena hanya pinggang keatas yang bergeser titik beratnya.
Sebagian kalangan juga menyebut gaya ini sebagai Neutral Style. Saya sendiri
juga termasuk pengguna gaya netral atau neutral style ini.
Style 3 : Style ketiga
disebut Full Body Shift karena si pengendara memanfaatkan perpindahan bobot
badan keseluruhan secara optimal. Menggeser pantat keluar minimal 1 belahan
bokong ada diluar jok, bahkan banyak yang FULL dua belahan bokong menggantung
disamping jok (hanging off). Keseluruhan badan condong ke dalam tikungan,
Kepala dan dan bahu condong dalam tikungan, siku tangan kiri ditekuk rileks,
kaki dalam dibuka dan jinjit menekan footstep, kaki luar menjepit tangki.
Dengan gaya ini, motor tak perlu terlalu miring. Motor bisa lebih tegak dan
leluasa menambah kecepatan ditikungan karena traksi ban lebih banyak.
Style hanging off memang cocok untuk kondisi track
(sirkuit aspal), tapi kurang bijaksana untuk dipakai menikung sehari-hari atau
dijalanan umum. Bayangkan saat posisi badan menggantung begini, tiba tiba ada
bahaya mendadak di tengah tikungan entah itu angkot berhenti mendadak, kucing
lewat, atau lobang jalanan. Rider lebih lambat bereaksi atau bermanuver karena
posisi badan yang menggantung.
MENGGANTUNG TAK SEKEDAR MENGGANTUNG
Oke, berdasarkan
penjelasan gambar ilustrasi diatas, saya pun bisa mengambil kesimpulan
sementara, bahwa posisi terbaik untuk kneedown adalah hanging off position.
Tapi saya belum puas dengan kesimpulan ini. Karena saat mencoba posisi
menggantung seperti ini rasanya kok kurang nyaman ya. Juga bila melihat pose-pose
kneedown kawan-kawan, gak selalu sama cara gantung badannya.
Segaris Rider dan MotorMencoba menggali lebih detail
lagi, banyak pelajaran baru yg berharga buat saya yg newbie ini. Bahwa ternyata
sekedar mengeluarkan pantat dari jok saja belum berarti sudah benar. Beberapa
referensi mengatakan, yg perlu diperhatikan adalah posisi badan dari pantat
sampai kepala harus diusahakan minimal pararel alias segaris dengan motor (FIG
1). Lebih baik lagi bila garis badan bisa lebih condong ke tikungan dibanding
motor.
Jadi bukan hanya
pantatnya saja.
Sering ditemui, rider menggantung pantat tapi tubuh
bagian atas tegak ditengah central line motor. Kalau ditarik garis imajiner,
garis tubuh dari pantat ke kepala terlihat menyilang /berlawanan dengan garis
motor. Posisi yang menyilang ini disebut Crossed Up atau Twisted. Posisi
crossed up terlihat tidak natural, membuat pinggul menjauh dari tikungan,
kepala sulit diputar, dan tangan sulit rileks karena jadi tumpuan di setang.
Contoh
ilustrasi dari posisi Crossed Up atau menyilang ini bisa dilihat di foto
berikut:
Pada
gambar diatas, lebih dari setengah belahan bokong memang sudah keluar dari jok.
Tapi garis tubuh bagian atas seperti berputar berlawanan (twisted) dengan garis
posisi motor.
Untuk mensiasati supaya posisi upper body tidak
menyilang, tips yang dianjurkan adalah dengan memvisualisasikan seakan akan
kita ingin berkaca pada spion arah tikungan (istilahnya ‘kissing the mirror’).
Dengan begitu, posisi badan bisa lebih ideal. Garis centerline tubuh pengendara
dari bokong sampai kepala berada disamping dalam garis centerline motor.
Seperti yang nampak berikut ini:
Ilustrasi
lebih sempurna ditunjukan foto para Pro racer atau pembalap beneran, yang
bahkan dengan kemiringan motor yg extrem (max lean angle) tapi mampu menjaga
tubuh tetap pararel dibagian dalam garis centerline motor.
BODY POSITION MOTOR SPORT
(BERTANGKI) VS MOTOR BEBEK
Rasa penasaran masih terselip di
hati saya. Karena panduan yang ada semuanya merujuk pada motor sport alias
motor batangan alias bertangki, bahkan seringnya moge. Saya tak menemukan
satupun penjelasan yang instruktif mengenai body position di motor bebek.
IndoprixCukup mengherankan, karena
dalam asumsi saya, pasti ada perbedaan karakter motor sport dan bebek. Sebut saja
misalnya bobot motor bebek yg lebih ringan dan tapak ban yang lebih kecil.
Tentu tenaga yang dibutuhkan untuk merebahkan motor bebek juga tak sebesar
motor sport. Lalu tiadanya tangki di motor bebek. Padahal di motor sport, kaki
luar jadi tumpuan utama beban saat hanging off dengan cara menjepitkan kaki
luar ke badan tangki.
Jadi
apakah sama atau beda antara bopos motor sport & motor bebek?
Entahlah, semestinya secara garis
besar sama saja. Tapi mungkin gak bisa sama persis kalau dibandingkan posisi badannya.
Jika memperhatikan seksama, bopos pembalap kelas bebek banyak kok yang posisi
badannya tidak inline dengan motor, cenderung twisted / crossed up malah.
Apakah mungkin memang motor bebek lebih enak dibawa nikung dengan gaya begitu.
Who knows?. Tapi jika melihat ciri-ciri bopos ideal di motor sport, ada juga
sih yang sesuai dengan ciri-ciri ideal di motor sport. Seperti ditunjukan foto
pembalap kawasaki disamping ini.
Body
position seperti ini sesuai dengan ciri-ciri yang dijelaskan di motor sport. Antara
lain:
- · Pantat keluar dari jok, tapi tetap terlihat natural. Bukan ‘gelantungan’ dimotor.
- · Paha dibuka, tumpuan kaki dalam dipusatkan di bagian depan telapak kaki (jinjit).
- · Garis badan sejajar dari bokong sampai kepala, lebih condong ke tikungan dibanding garis centerline motor.
- · Siku tangan bagian dalam rileks ditekuk, mengontrol steering.
- · Pandangan jauh kedalam tikungan (seperti mau ngaca di spion, kissing the mirror)
Sumber
Refrensi :